Home / Ekonomi / Harga Beras di 51 Daerah Turun Stabil: Langkah Efektif Bapanas dan Bulog Awasi Pasa

Harga Beras di 51 Daerah Turun Stabil: Langkah Efektif Bapanas dan Bulog Awasi Pasa

5

Bapanas dan Bulog membentuk tim khusus untuk mengawal harga beras di 51 daerah agar tetap stabil dan sesuai HET. Langkah ini bertujuan menekan kenaikan harga pangan nasional serta menjaga kesejahteraan masyarakat.

MonetaPost – Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama Perum Bulog membentuk tim khusus untuk mengawal harga beras di 51 daerah di Indonesia. Pembentukan tim ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk memastikan harga beras tetap stabil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.

Langkah tersebut diambil menyusul laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa sebagian wilayah Indonesia masih memiliki harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini dikhawatirkan dapat memicu kenaikan inflasi pangan jika tidak segera ditangani dengan baik.

Menteri Pertanian sekaligus Kepala Bapanas, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa pembentukan tim ini tidak hanya sebatas langkah sementara, tetapi merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Ia menuturkan bahwa pengawalan harga beras di 51 daerah akan dilakukan secara intensif agar penurunan harga yang sudah terjadi tidak kembali berbalik naik.

“Kami ingin memastikan masyarakat bisa membeli beras dengan harga wajar. Tujuan kami sederhana: menurunkan harga beras supaya masyarakat bahagia,” ujar Amran di Tangerang, Banten, Senin (3/11).

Tim ini diharapkan mampu bekerja cepat dan efektif di lapangan, terutama di wilayah-wilayah yang masih menunjukkan harga di atas HET.

Fokus Pengawasan Harga Beras di 51 Daerah

Fokus utama dari tim khusus ini adalah mengawal harga beras di 51 daerah yang tersebar di 22 provinsi. Beberapa daerah dengan fluktuasi harga tertinggi antara lain Kabupaten Intan Jaya dengan perubahan harga mencapai 7,68 persen, Kabupaten Puncak Jaya sebesar 4,77 persen, Kabupaten Pulang Pisau dengan 3,48 persen, serta Kabupaten Barito Timur sebesar 3,35 persen.

Daerah-daerah tersebut diprioritaskan karena menjadi indikator penting dalam menentukan tren harga beras nasional. Dengan pengawasan ketat di daerah-daerah tersebut, diharapkan kestabilan harga dapat tercapai di seluruh wilayah Indonesia.

Amran menambahkan bahwa pengawasan tidak hanya akan berfokus pada pasar tradisional, tetapi juga pada rantai distribusi dan stok di gudang. Bapanas dan Bulog akan bekerja sama dengan pemerintah daerah, termasuk aparat pengawasan internal, untuk memastikan tidak ada penimbunan atau praktik manipulasi harga yang dapat merugikan masyarakat.

“Kami bentuk tim untuk mengawal tiap kabupaten dan harga komoditas pangan, khususnya beras. Bapanas tandem dengan Bulog,” ujar Amran.

Tindakan ini diharapkan mampu memperkuat koordinasi antarlembaga serta mendorong efektivitas dalam menjaga harga beras di 51 daerah agar tetap berada dalam kisaran yang wajar.

Data Harga Beras Menurut BPS Oktober 2025

Berdasarkan data resmi BPS per Oktober 2025, terjadi penurunan harga beras di 225 kabupaten/kota, meningkat signifikan dibandingkan minggu pertama Oktober yang hanya mencatat 179 daerah mengalami penurunan.

Penurunan ini menjadi indikasi positif bahwa kebijakan operasi pasar dan penyaluran beras Bulog mulai menunjukkan hasil yang nyata. Rata-rata harga beras medium turun sebesar 0,46 persen, sedangkan beras premium turun lebih dalam sebesar 0,71 persen. Secara nasional, beras bahkan mencatatkan deflasi sebesar 0,27 persen.

Meski begitu, harga beras di 51 daerah masih perlu diawasi secara intensif. Bapanas menilai, faktor geografis, cuaca, dan distribusi menjadi tantangan tersendiri di beberapa wilayah, terutama di daerah-daerah terpencil seperti Papua dan Kalimantan Tengah.

Dengan adanya tim pengawasan khusus, pemerintah berharap distribusi beras bisa lebih lancar dan harga di pasar kembali normal dalam waktu dekat.

Upaya Pemerintah Menurunkan Harga Beras

Untuk menjaga kestabilan harga beras di 51 daerah, pemerintah melalui Bapanas dan Bulog telah menyiapkan sejumlah langkah strategis, di antaranya:

  1. Operasi Pasar Terpadu
    Menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) secara masif di daerah yang harga berasnya masih tinggi.
  2. Distribusi Langsung ke Daerah Rawan Harga Tinggi
    Bulog akan memprioritaskan pasokan ke daerah-daerah dengan fluktuasi harga tertinggi agar ketersediaan stok terjamin.
  3. Pemantauan Digital dan Real Time
    Bapanas meluncurkan sistem pemantauan harga digital untuk melacak perubahan harga beras harian di setiap kabupaten/kota.
  4. Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah dan Aparat Setempat
    Upaya ini dilakukan agar penyaluran beras berjalan efektif dan tidak terjadi penimbunan yang dapat menyebabkan lonjakan harga.

Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari strategi jangka menengah pemerintah dalam memastikan harga beras tetap stabil dan masyarakat dapat membeli beras dengan harga terjangkau.

Dampak Pengawalan Harga terhadap Masyarakat

Adanya pengawalan harga beras di 51 daerah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat. Beberapa manfaat yang langsung dirasakan antara lain:

  • Harga beras menjadi lebih terjangkau, terutama bagi keluarga berpenghasilan rendah.
  • Stok beras di pasar terjaga, mengurangi potensi kelangkaan bahan pangan pokok.
  • Inflasi pangan dapat ditekan, sehingga daya beli masyarakat tetap stabil.
  • Petani tetap diuntungkan, karena harga di tingkat produsen juga diperhatikan agar tidak terlalu rendah.

Selain itu, program ini juga mendukung tujuan jangka panjang pemerintah dalam mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan nasional. Dengan sistem pengawasan yang berkelanjutan, fluktuasi harga dapat dikendalikan lebih cepat dan efisien.

Langkah ke Depan

Pembentukan tim khusus Bapanas dan Bulog untuk mengawal harga beras di 51 daerah merupakan bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Meskipun tren penurunan harga beras sudah terlihat, upaya pengawasan harus tetap diperkuat agar kestabilan tersebut berkelanjutan.

Ke depan, Bapanas berencana memperluas sistem pemantauan digital dan meningkatkan transparansi distribusi beras agar masyarakat bisa memantau harga secara langsung. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan Bulog, diharapkan harga beras di seluruh Indonesia dapat terus terkendali — membawa manfaat nyata bagi petani dan masyarakat luas.

Tagged:

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *