Home / Politik / Gerakan Pemuda dan Perempuan: 4 Pilar Kekuatan Positif Pembangunan Bangsa

Gerakan Pemuda dan Perempuan: 4 Pilar Kekuatan Positif Pembangunan Bangsa

gerak

Gerakan pemuda dan perempuan menjadi inisiator pembangunan bangsa, menurut MPR RI. Sinergi dua kekuatan sosial ini penting untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 berdasarkan empat pilar kebangsaan.

MonetaPost – Gerakan Pemuda dan Perempuan merupakan fondasi kuat dalam menjaga moral kebangsaan sekaligus pilar penting dalam membangun masa depan bangsa. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, menegaskan bahwa sinergi antara dua kekuatan sosial ini telah terbukti menjadi motor perubahan sosial yang signifikan dalam sejarah Indonesia.

Menurut Lestari, bulan Oktober memiliki makna sejarah yang mendalam. Pada bulan inilah lahir dua peristiwa monumental: Sumpah Pemuda dan Kongres Perempuan Indonesia 1928. Dua momentum tersebut tidak hanya menegaskan semangat perjuangan, tetapi juga menjadi bukti bahwa pemuda dan perempuan adalah kekuatan penggerak menuju kemerdekaan dan kemajuan bangsa.

“Oktober adalah bulan gerakan pemuda yang melahirkan Sumpah Pemuda dan kongres perempuan yang diinisiasi Kowani pada 1928,” ujar Lestari di Jakarta.

Melalui semangat tersebut, Lestari berharap nilai-nilai perjuangan para pendahulu tidak sekadar dikenang, tetapi juga dihidupkan kembali dalam bentuk kontribusi nyata generasi muda dan perempuan masa kini. Keduanya diharapkan menjadi agen perubahan di tengah tantangan global dan perkembangan teknologi yang cepat.

Peran Konstitusional dalam Pembangunan Nasional

Dalam konteks hukum, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan. Tidak ada pengecualian dalam hal tanggung jawab maupun hak untuk berperan aktif dalam pembangunan nasional.

Lestari Moerdijat menyoroti bahwa Gerakan Pemuda dan Perempuan memiliki tanggung jawab moral sekaligus konstitusional untuk ikut serta dalam proses pembangunan. Kesetaraan, keadilan, dan kemajuan sosial tidak akan tercapai tanpa partisipasi aktif kedua kelompok ini.

Pemuda dengan semangat idealismenya dan perempuan dengan kekuatan empati dan kepemimpinan sosial yang tinggi, bila disinergikan, akan menjadi kekuatan yang luar biasa dalam memperkuat moral bangsa serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan sosial.

Tantangan dan Strategi Menghadapi Era Modern

Generasi muda dan perempuan saat ini menghadapi tantangan yang kompleks. Di era digital dan keterbukaan informasi, muncul berbagai persoalan baru seperti:

  • Disinformasi dan penyebaran hoaks,
  • Pragmatisme politik dan menurunnya idealisme sosial,
  • Kesenjangan sosial dan ekonomi antarwilayah, serta
  • Menurunnya kepedulian terhadap nilai-nilai kebangsaan.

Menurut Lestari, untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, Gerakan Pemuda dan Perempuan harus fokus pada peningkatan kapasitas intelektual, penguasaan teknologi digital, serta pengembangan keterampilan sosial dan kepemimpinan.

Pemuda masa kini dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif, sementara perempuan diharapkan menjadi penggerak dalam penguatan karakter dan kesejahteraan keluarga serta masyarakat. Dengan bekal ini, mereka dapat menjadi katalis dalam inovasi sosial, ekonomi, dan kebudayaan.

Empat Pilar Kebangsaan sebagai Pedoman Moral

Dalam menghadapi era globalisasi yang sarat tantangan, Lestari menegaskan bahwa Gerakan Pemuda dan Perempuan harus tetap berpegang teguh pada empat pilar kebangsaan sebagai pedoman moral dan ideologis, yaitu:

  1. Pancasila – sebagai panduan nilai moral dan etika dalam kehidupan berbangsa.
  2. UUD 1945 – sebagai landasan hukum yang menjamin hak dan kewajiban warga negara.
  3. NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) – sebagai bentuk negara yang harus dijaga dan dipertahankan.
  4. Bhinneka Tunggal Ika – sebagai simbol persatuan dalam keberagaman bangsa.

Nilai-nilai tersebut menjadi kompas moral bagi generasi muda untuk tetap berpegang pada jati diri bangsa di tengah arus modernisasi dan pengaruh budaya asing. Dengan menjadikan empat pilar sebagai panduan, gerakan sosial yang digerakkan oleh pemuda dan perempuan akan memiliki arah yang jelas dan berlandaskan nasionalisme yang kuat.

Menuju Indonesia Emas 2045 Melalui Sinergi Sosial

Lestari Moerdijat menekankan pentingnya kolaborasi antara pemuda dan perempuan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yakni Indonesia yang berdaulat, maju, adil, dan makmur. Kolaborasi ini tidak hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam pendidikan, sosial, dan pemberdayaan masyarakat.

Gerakan ini perlu menekankan pentingnya pendidikan karakter, kesetaraan gender, dan kepemimpinan inklusif. Ketiganya merupakan pilar penting dalam membangun sumber daya manusia unggul yang siap menghadapi tantangan global.

“Generasi muda harus menjawab berbagai tantangan dengan mendasarkan sikap pada empat pilar kebangsaan,” tegas Lestari.

Dengan sinergi antara semangat pemuda dan ketangguhan perempuan, Indonesia dapat mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) serta memastikan kemajuan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sinergi tersebut juga selaras dengan arah kebijakan nasional dalam memperkuat fondasi pembangunan yang inklusif dan berkeadilan sosial.

Momentum Gerakan Pemuda dan Perempuan

Gerakan Pemuda dan Perempuan bukan hanya simbol perjuangan masa lalu, melainkan kekuatan utama dalam mendorong transformasi sosial bangsa di era modern. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan, kesetaraan, dan integritas, dua kekuatan ini mampu menjadi inisiator perubahan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Sebagai bagian dari bangsa yang besar, setiap warga negara, terutama generasi muda dan perempuan, memiliki peran strategis dalam menjaga persatuan dan membangun masa depan Indonesia. Sudah saatnya gerakan ini diperkuat kembali, tidak hanya sebagai semangat, tetapi sebagai aksi nyata menuju Indonesia yang lebih maju, berdaulat, dan berkeadilan.

Tagged:

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *