Home / Ekonomi / Australia Borong Produk Kertas RI, Nilainya Tembus Rp 2,78 Triliun

Australia Borong Produk Kertas RI, Nilainya Tembus Rp 2,78 Triliun

Produk Kertas

MonetaPost –  Australia borong produk kertas dari Indonesia senilai Rp 2,78 triliun, naik 30% dari tahun sebelumnya. Kemendag RI siap dorong ekspor kertas Indonesia ke Australia lewat TEI 2025.

Australia Borong Produk Kertas RI di Trade Expo Indonesia 2025

Australia kembali menunjukkan minat tinggi terhadap produk kertas Indonesia.
Pada Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40, Australia membeli produk kertas dari Indonesia senilai 260 juta dolar Australia, atau sekitar Rp 2,78 triliun (kurs Rp10.700 per dolar Australia).

Nilai transaksi tersebut melonjak 30% dibandingkan tahun 2024 yang hanya mencapai 200 juta dolar Australia.
Kenaikan ini menjadi rekor baru dalam kerja sama perdagangan kertas antara kedua negara, hasil dari fasilitasi Atase Perdagangan (Atdag) RI di Canberra.

Angka ini juga menjadi yang terbesar dalam lima tahun terakhir, menandakan meningkatnya kepercayaan pasar Australia terhadap kualitas industri pulp and paper Indonesia.

Komitmen Pemerintah RI Dorong Ekspor ke Australia

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa Australia merupakan mitra dagang utama Indonesia di kawasan Pasifik Selatan.
Dalam pertemuannya dengan Steve Nicholson, Direktur Regional Australia dan Selandia Baru Sorbent Group Australia, Budi menegaskan dukungan penuh terhadap peningkatan ekspor kertas dan produk turunan lainnya.

“Kami bertemu buyer dari Australia yang rutin membeli produk pulp and paper Indonesia.
Buyer ini berharap dukungan Pemerintah Indonesia untuk mendorong dialog dengan Pemerintah Australia. Kami akan dukung upaya tersebut agar ekspor semakin kuat,”
— ujar Budi Santoso, dikutip Jumat (17/10/2025).

Selain kertas, Kementerian Perdagangan juga menargetkan perluasan ekspor pulp, tissue, dan packaging paper yang memiliki potensi besar di pasar Australia.

Peran Atdag Canberra dan ITPC Sydney

Untuk memperkuat rantai distribusi ekspor, pemerintah Indonesia mengandalkan dua perwakilan perdagangan utama di Australia, yaitu:

  1. Atdag RI di Canberra
  2. Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney

Keduanya berperan penting dalam menjembatani komunikasi antara eksportir Indonesia dan buyer Australia, sekaligus memfasilitasi pertemuan bisnis dan promosi produk.

“Kami dapat dihubungi untuk membantu buyer mendapatkan produk-produk Indonesia, dan siap memfasilitasi eksportir yang ingin memasuki pasar Australia,” kata Agung Haris Setiawan, Atdag RI Canberra.

Dengan dukungan ini, diharapkan ekspor produk kertas Indonesia dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.

Tanggapan Buyer Australia

Pihak Australia melalui Steve Nicholson menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kualitas produk Indonesia.
Ia berharap kerja sama ini tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga menjadi kemitraan strategis jangka panjang.

“Kami harap hubungan dagang ini terus berlanjut dan diperkuat dengan dukungan Pemerintah Indonesia.
Kami membutuhkan bahan baku kertas Indonesia untuk menjaga kesinambungan produksi di Australia,”
— ujar Steve Nicholson.

Nicholson juga mengusulkan agar dialog antarpemerintah (G2G) difasilitasi untuk menyederhanakan rantai logistik dan regulasi ekspor, terutama terkait standar keberlanjutan dan sertifikasi lingkungan yang diterapkan di Australia.

Kinerja Perdagangan Indonesia–Australia

Selama Januari–Agustus 2025, total perdagangan Indonesia dan Australia mencapai US$ 8,60 miliar.
Pada tahun 2024, total perdagangannya tercatat US$ 15,41 miliar, menunjukkan hubungan dagang yang stabil.

Komoditas ekspor utama Indonesia ke Australia meliputi:

  • Produk pulp & paper (kertas industri, printing, dan packaging)
  • Struktur bangunan & pipa baja ringan
  • Pupuk dan produk kimia dasar
  • Monitor dan proyektor

Sementara itu, impor utama dari Australia ke Indonesia mencakup:

  • Batu bara dan bijih besi
  • Emas batangan
  • Gandum dan produk pertanian
  • Pakan ternak

Dengan peningkatan 30% nilai ekspor kertas, Australia kini menjadi salah satu tiga pasar ekspor kertas terbesar Indonesia di luar Asia, bersama dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Analisis: Mengapa Australia Borong Produk Kertas RI

Ada beberapa alasan mengapa Australia borong produk kertas RI dalam jumlah besar:

  1. Harga kompetitif.
    Produk pulp and paper Indonesia memiliki biaya produksi yang lebih efisien dibanding negara pesaing seperti Jepang dan Korea Selatan.

  2. Sertifikasi lingkungan.
    Banyak produsen kertas Indonesia sudah mengantongi sertifikasi FSC dan SVLK, memenuhi standar keberlanjutan yang disyaratkan Australia.

  3. Kualitas bahan baku tinggi.
    Industri kertas RI menggunakan bahan serat kayu tropis dengan tingkat kekuatan serat tinggi, menjadikan produk Indonesia unggul untuk kebutuhan industri printing dan packaging.

  4. Ketersediaan pasokan stabil.
    Melalui dukungan logistik dan hubungan dagang yang erat, pasokan ke Australia bisa berlangsung tanpa gangguan besar.

Ekspor Kertas RI Makin Kompetitif

Kesepakatan ekspor senilai Rp 2,78 triliun ini bukan hanya simbol keberhasilan diplomasi dagang Indonesia, tetapi juga bukti bahwa produk kertas RI mampu bersaing di pasar global.
Dukungan aktif dari Kemendag, Atdag Canberra, dan ITPC Sydney memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok utama bahan kertas di kawasan Oseania.

Ke depan, pemerintah menargetkan peningkatan nilai ekspor hingga Rp 3,5 triliun pada 2026, tidak hanya dari sektor kertas tetapi juga produk turunan pulp dan bahan kemasan ramah lingkungan.

 

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *