Home / Ekonomi / Isu Krisis Air Jadi Sorotan Utama: Pemerintah Targetkan Akses Air Bersih 100% di 2045, Butuh Investasi Rp 100 Triliun

Isu Krisis Air Jadi Sorotan Utama: Pemerintah Targetkan Akses Air Bersih 100% di 2045, Butuh Investasi Rp 100 Triliun

Air Bersih

MonetaPost – Masalah ketersediaan air bersih kembali menjadi sorotan utama dalam pembangunan nasional. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan bahwa isu air harus berada di garis depan prioritas kebijakan publik. Dalam pidatonya saat membuka Indonesia Water and Wastewater Expo & Forum (IWWEF) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), AHY menekankan urgensi pembangunan infrastruktur air untuk menjamin akses air bersih bagi seluruh rakyat Indonesia pada 2045.

Ancaman Kekurangan Air Bersih Semakin Nyata

Menurut AHY, banyak pihak masih meremehkan ketersediaan air hingga kondisi krisis benar-benar terjadi. Ia menganalogikan air seperti oksigen—seringkali tidak dihargai hingga kualitasnya menurun atau kelangkaan terjadi.

Mengutip data dari laporan United Nations World Water Development Report 2024, sebanyak 2,2 miliar orang di dunia belum memiliki akses air minum yang aman, dan 3,5 miliar lainnya belum mendapat sanitasi yang layak. Indonesia, dengan jumlah penduduk lebih dari 280 juta jiwa, menghadapi tantangan serupa.

Realitas Pelayanan Air di Indonesia

AHY juga mengungkapkan bahwa dari seluruh perusahaan daerah air minum (PDAM) di Indonesia, baru sekitar 37% yang mampu mencapai full cost recovery—artinya mereka belum mampu menutupi seluruh biaya operasional dengan pendapatan yang diperoleh. Mayoritas PDAM masih beroperasi dengan ketergantungan tinggi pada subsidi atau dukungan keuangan pemerintah.

Cakupan akses air bersih melalui jaringan perpipaan nasional pun baru menyentuh angka 22%. Padahal, dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), target cakupan layanan air bersih melalui jaringan perpipaan ditetapkan naik menjadi 40%, dan mencapai 100% pada tahun 2045.

Untuk mewujudkan target ambisius tersebut, dibutuhkan investasi sangat besar—hingga Rp 100 triliun. Jumlah tersebut mencakup pembangunan infrastruktur dasar, peningkatan kapasitas PDAM, dan modernisasi sistem distribusi air di seluruh wilayah Indonesia.

Pentingnya Kolaborasi dan Inovasi Teknologi

Dalam sambutannya, AHY menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama untuk menyelesaikan masalah air di Indonesia. Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus membentuk “super team” agar transformasi layanan air dapat berjalan optimal.

“Semua pihak punya peran penting. Kami siap mengambil peran strategis di bawah arahan dan kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” kata AHY.

Di sela acara, sejumlah pelaku industri air bersih turut memamerkan teknologi dan solusi yang ditawarkan. Salah satunya adalah PT Tigalapan Investama Group, yang dipimpin oleh Mohd Reza Pahlevi. Reza menegaskan bahwa pencapaian target akses air bersih secara nasional tidak akan tercapai tanpa sinergi konkret antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaku swasta.

“Infrastruktur perpipaan menjadi fondasi utama. Jika sistem distribusinya buruk, maka hak dasar masyarakat atas air bersih tidak akan terpenuhi secara merata,” ujarnya.

KPBU dan Transfer Teknologi Jadi Solusi Kunci

Reza juga menyoroti pentingnya mekanisme pendanaan yang inovatif, seperti skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) serta kerja sama antar perusahaan (business to business/B2B). Menurutnya, kerja sama ini bisa mempercepat pembangunan dan meringankan beban anggaran negara.

Selain itu, transfer teknologi dari sektor swasta ke PDAM menjadi hal yang tidak bisa diabaikan. Penggunaan teknologi canggih seperti artificial intelligence (AI), Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), dan Internet of Things (IoT) dapat meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas layanan.

“Infrastruktur air bersih bukan hanya soal pipa, tapi juga pengelolaan yang efisien dan berbasis data real-time,” tegas Reza.

Reza menyebutkan bahwa timnya tengah membangun kemitraan strategis dengan berbagai PDAM, di antaranya di Bekasi, Tangerang, Depok, Sidoarjo, dan wilayah lainnya. Investasi yang digunakan sepenuhnya berasal dari dana swasta lokal, sebagai wujud nyata kontribusi terhadap pembangunan infrastruktur air nasional.

Komitmen Bersama Menuju Indonesia 2045

Menutup pidatonya, AHY menyampaikan harapannya agar inisiatif seperti IWWEF 2025 bisa mempertemukan para pemangku kepentingan dan menjadi katalisator transformasi di sektor air bersih.

“Dengan sinergi dan semangat kolaboratif, kami yakin Indonesia bisa mencapai target 100% akses air bersih pada 2045. Ini bukan hanya cita-cita pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama,” tandasnya.

Masalah air bersih bukan lagi sekadar isu teknis, tetapi sudah menjadi persoalan kemanusiaan, keberlanjutan, dan keadilan sosial. Momen seperti IWWEF menjadi pengingat bahwa air adalah sumber kehidupan yang tak tergantikan—dan memperjuangkannya adalah investasi untuk masa depan.

Tagged:

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *