Home / Ekonomi / Prancis Tuding China Sabotase Penjualan Jet Rafale: Indonesia Jadi Sasaran Utama Lobi Global

Prancis Tuding China Sabotase Penjualan Jet Rafale: Indonesia Jadi Sasaran Utama Lobi Global

Jet Tempur Rafale

Prancis menuduh China menyebarkan disinformasi untuk melemahkan penjualan jet tempur Rafale. Indonesia disebut sebagai target utama kampanye lobi Beijing. Simak selengkapnya di sini.

MonetaPost –  Ketegangan Global di Balik Penjualan Jet Rafale: Prancis Tuduh China Lakukan Sabotase Diplomatik

Persaingan global di industri pertahanan semakin memanas setelah muncul tuduhan dari pemerintah Prancis bahwa China secara sistematis berusaha merusak reputasi dan penjualan jet tempur Rafale buatan Dassault Aviation. Melalui laporan eksklusif yang disampaikan kepada kantor berita Associated Press (AP), sejumlah pejabat militer dan intelijen Prancis menyatakan bahwa China menggunakan kekuatan diplomatiknya untuk melobi negara-negara calon pembeli, termasuk Indonesia, agar membatalkan kontrak pembelian dan beralih ke produk militer buatan Beijing.

Tuduhan ini datang setelah pertempuran udara intens antara India dan Pakistan yang terjadi pada Mei 2025 lalu, di mana jet tempur Rafale digunakan secara aktif. Pertempuran tersebut menjadi pemicu rangkaian narasi negatif yang menyebar cepat di berbagai platform digital dan diplomatik.

Indonesia Diincar sebagai Target Lobi Beijing

Menurut sumber intelijen Prancis yang identitasnya dirahasiakan, sejumlah perwakilan diplomatik China—khususnya atase pertahanan di berbagai kedutaan besar—aktif menyuarakan keraguan atas kemampuan Rafale. Mereka diduga menyampaikan pandangan tersebut kepada para pejabat pertahanan di negara-negara pembeli potensial, dengan harapan dapat mengalihkan minat ke jet buatan China.

Indonesia disebut sebagai salah satu target utama kampanye ini. Negara ini telah memesan 42 unit Rafale dan masih membuka peluang untuk penambahan armada. Lobi China dikabarkan mencoba mendorong Indonesia mempertimbangkan pesawat tempur produksi dalam negeri mereka seperti Chengdu J-10C atau varian dari FC-31.

Upaya ini dipandang oleh Paris sebagai bagian dari strategi China dalam menggeser dominasi pasar senjata Eropa dan memperluas pengaruhnya di kawasan Asia Tenggara.

Imbas Pertempuran India-Pakistan: Disinformasi Mulai Merebak

Konflik udara antara India dan Pakistan selama empat hari telah menjadi batu loncatan bagi berbagai narasi negatif terhadap Rafale. Pakistan mengklaim telah menjatuhkan lima pesawat India, termasuk tiga Rafale. Walau India tidak membenarkan klaim tersebut secara langsung, kerugian yang diakui mencakup satu unit Rafale, satu Sukhoi Su-30 buatan Rusia, dan satu Mirage 2000 generasi lama.

Kehilangan satu unit Rafale tersebut menjadi sorotan karena ini merupakan kerugian tempur pertama dari jet yang dipasarkan sebagai pesawat multirole superior, dan telah diekspor ke lebih dari delapan negara.

Kepala Angkatan Udara Prancis, Jenderal Jerome Bellanger, menegaskan bahwa investigasi internal membuktikan hanya satu Rafale yang benar-benar jatuh, dan pesawat tersebut telah menjalani misi berat dalam zona konflik intens.

Penyebaran Disinformasi Digital dan Manipulasi Citra

Menurut peneliti Prancis yang mendalami disinformasi daring, lebih dari 1.000 akun media sosial yang baru dibuat selama konflik India-Pakistan memanas telah menyebarkan narasi negatif mengenai jet Rafale. Banyak dari akun tersebut memuat:

  • Gambar puing-puing yang dimanipulasi untuk menyerupai bagian dari jet Rafale.

  • Simulasi digital pertempuran udara berbasis gim video yang dipotong dan diberi narasi menyesatkan.

  • Konten berbasis AI yang menciptakan kesan kekalahan sistematis jet buatan Prancis melawan teknologi China.

Pihak Prancis meyakini bahwa kampanye ini terorganisir dan bersifat sistematis, walau hingga kini belum ada bukti langsung yang menghubungkan pemerintah China secara eksplisit ke operasi disinformasi tersebut.

Namun, intelijen Prancis menemukan bahwa narasi yang sama disampaikan dalam pertemuan diplomatik, memperkuat dugaan bahwa China sedang menjalankan operasi lobi secara diplomatik dan digital secara bersamaan.

Respon China: Bantahan dan Tudingan Balik

Ketika dimintai tanggapan, Kementerian Pertahanan Nasional China membantah keras tuduhan tersebut. Dalam pernyataan resminya, mereka menyebut bahwa tuduhan Prancis “tidak berdasar dan bersifat fitnah.”

“China selalu menjalankan ekspor senjata secara bertanggung jawab, dengan tujuan menjaga perdamaian dan stabilitas regional maupun global,” tulis juru bicara Kementerian.

Pihak China menuding balik bahwa narasi seperti ini sengaja dimainkan oleh negara Barat untuk membatasi ekspansi industri pertahanan China yang terus tumbuh pesat di pasar negara berkembang.

Nilai Strategis Rafale bagi Prancis

Rafale merupakan salah satu produk ekspor unggulan dari Dassault Aviation. Hingga kini, perusahaan telah menjual lebih dari 530 unit, di mana 323 unit di antaranya telah diekspor ke negara-negara seperti Mesir, India, Qatar, Yunani, Kroasia, Uni Emirat Arab, Serbia, dan Indonesia.

Jet tempur ini bukan hanya komoditas ekonomi, tetapi juga alat diplomasi dan pengaruh global Prancis. Setiap kontrak ekspor Rafale mempererat hubungan pertahanan strategis antara Paris dan negara pembeli.

“Rafale bukan jet biasa. Ini simbol dari kekuatan industri Prancis dan komitmen kami terhadap stabilitas global,” tulis Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis di situs resminya.

Persaingan Global Berubah Jadi Pertarungan Pengaruh

Tuduhan sabotase informasi oleh China terhadap jet tempur Rafale mencerminkan eskalasi baru dalam perebutan pasar senjata global. Di balik kontrak ekspor miliaran dolar, terdapat pertarungan pengaruh geopolitik yang kompleks, melibatkan kekuatan militer, teknologi, diplomasi, dan informasi.

Bagi Indonesia dan negara-negara pembeli lainnya, situasi ini menunjukkan pentingnya menyaring informasi secara objektif dan tidak terjebak dalam permainan geopolitik kekuatan besar. Pilihan alutsista tak hanya soal harga atau performa, tetapi juga menyangkut aliansi strategis jangka panjang.

Tagged:

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *