Home / Ekonomi / Industri Kesehatan Gagal Selaraskan AI dan Strategi Bisnis: Ancaman atau Peluang?

Industri Kesehatan Gagal Selaraskan AI dan Strategi Bisnis: Ancaman atau Peluang?

Kesehatan

NTT DATA mengungkap kesenjangan besar antara strategi AI dan arah bisnis di sektor kesehatan. Tantangan etika, keamanan data, dan kesiapan infrastruktur menghambat transformasi digital meski investasi terus meningkat.

MonetaPost – Transformasi digital sektor kesehatan melalui teknologi kecerdasan buatan (AI) masih jauh dari kata optimal. Laporan terbaru dari NTT DATA mengungkap fakta mengejutkan: sebagian besar organisasi kesehatan belum mampu menyelaraskan strategi AI mereka dengan arah bisnis utama, menciptakan kesenjangan antara visi dan realitas implementasi.

Dalam lanskap global yang semakin mengandalkan teknologi digital, AI telah muncul sebagai salah satu inovasi paling menjanjikan di bidang kesehatan. Teknologi ini diyakini mampu meningkatkan kualitas layanan pasien, mengurangi beban administratif tenaga medis, hingga meningkatkan efisiensi keuangan. Namun, hasil survei dan analisis dari NTT DATA menunjukkan bahwa transformasi ini belum berjalan mulus.

AI Menjanjikan, Tapi Penyelarasan Strategis Masih Lemah

Menurut Sundar Srinivasan, Head of Healthcare NTT DATA North America, meskipun banyak institusi kesehatan telah memiliki strategi AI yang terdokumentasi, hanya sebagian kecil dari mereka yang merasa bahwa inisiatif AI tersebut benar-benar mendukung strategi bisnis inti organisasi mereka.

“Masih ada celah besar antara potensi AI dan realisasi bisnis yang berkelanjutan,” ujarnya dalam laporan resmi yang dirilis Kamis (24/7).

Tantangan Utama: Etika, Privasi, dan Kesenjangan Keterampilan

Beberapa tantangan krusial yang menghambat penerapan maksimal AI di sektor ini antara lain adalah:

  • Kekhawatiran terhadap keamanan data dan pelanggaran privasi

  • Kompleksitas dalam kepatuhan regulasi kesehatan

  • Ketidaksiapan infrastruktur TI yang usang

  • Keterbatasan keterampilan internal untuk mengelola dan memanfaatkan AI

Privasi data pasien, terutama yang termasuk dalam kategori Protected Health Information (PHI), masih menjadi perhatian utama. Hanya sedikit pemimpin organisasi kesehatan yang benar-benar percaya bahwa sistem keamanan siber mereka saat ini mampu melindungi aplikasi berbasis AI secara menyeluruh.

Cloud AI Jadi Solusi Populer, Tapi Tak Cukup

Sebagai respons terhadap keterbatasan internal, banyak institusi kesehatan mulai mengadopsi solusi AI berbasis cloud, yang dinilai lebih fleksibel dan hemat biaya. Platform cloud juga memungkinkan akses yang lebih cepat terhadap data dan hasil analisis, mempercepat proses pengambilan keputusan klinis.

Namun, transisi ke teknologi cloud tidak otomatis menyelesaikan semua masalah. Kapasitas sumber daya manusia masih menjadi tantangan, karena dibutuhkan keahlian baru untuk mengoperasikan dan mengevaluasi solusi AI secara etis dan aman.

Pentingnya Tata Kelola dan AI Berpusat pada Manusia

Srinivasan menegaskan pentingnya pendekatan AI yang berpusat pada manusia, yang mengedepankan efisiensi kerja tanpa mengorbankan kualitas layanan atau keselamatan pasien. Ia menyarankan agar organisasi tidak sekadar mengadopsi AI, tetapi juga menyelaraskannya dengan misi layanan dan nilai-nilai inti institusi.

“Solusi AI harus menjadi alat bantu bagi tenaga medis dan staf administratif, bukan menggantikan peran manusia,” tegasnya. Menurutnya, tata kelola yang kokoh, transparansi, dan pelatihan menyeluruh adalah fondasi utama keberhasilan implementasi AI di bidang kesehatan.

Manfaat Nyata: Prediksi Penyakit dan Automasi Administratif

Meskipun banyak tantangan, manfaat AI tetap nyata dan dapat dirasakan. Teknologi ini telah digunakan untuk:

  • Memprediksi risiko penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung

  • Mendukung intervensi dini guna mencegah komplikasi serius

  • Mengotomatisasi tugas administratif, termasuk pengolahan klaim asuransi dan persetujuan layanan medis

Efisiensi waktu dan penghematan biaya menjadi dua manfaat langsung yang mendorong banyak rumah sakit dan institusi kesehatan untuk mempercepat adopsi AI, meski harus bersiap menghadapi berbagai kendala struktural.

Investasi Tetap Mengalir di Tengah Tantangan

Meskipun tantangan masih membayangi, laporan NTT DATA menunjukkan bahwa mayoritas organisasi kesehatan tetap optimis. Bahkan, mereka telah merencanakan investasi besar dalam teknologi AI dalam dua tahun ke depan.

Namun, kesuksesan dari investasi ini akan sangat tergantung pada:

  • Kualitas data yang tersedia

  • Kesiapan sistem teknologi informasi (TI)

  • Kemampuan membentuk tim lintas fungsi yang mampu memimpin transformasi digital secara kolaboratif

“Infrastruktur teknologi yang sudah usang menjadi penghambat utama. Dibutuhkan upgrade menyeluruh agar AI benar-benar bisa dimanfaatkan secara strategis,” kata Srinivasan.

AI Bukan Sekadar Teknologi, Tapi Pilar Strategi Kesehatan Masa Depan

Laporan dari NTT DATA menjadi peringatan penting bagi para pengambil keputusan di sektor kesehatan. Tanpa penyelarasan strategis antara AI dan arah bisnis, investasi besar pun berisiko gagal menciptakan dampak nyata.

Namun, jika tantangan dapat diatasi—melalui tata kelola yang ketat, investasi infrastruktur, dan pelatihan tenaga kerja—AI berpotensi menjadi pilar utama dalam revolusi layanan kesehatan yang lebih cerdas, efisien, dan berpusat pada pasien.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *