MonetaPost – Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) menyepakati perjanjian perdagangan bebas (FTA) yang membuka akses pasar 460 juta jiwa. CPO, kopi, dan karet siap ekspansi, sementara investasi dan perdagangan strategis siap melonjak.
Indonesia menorehkan langkah strategis baru di panggung perdagangan internasional. Pemerintah secara resmi menyelesaikan tahap substantif Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement/FTA) dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU), sebuah blok ekonomi yang terdiri dari Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia.
Kesepakatan tersebut diumumkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di sela pertemuan St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) ke-28 pada Senin (23/6). Didampingi oleh Menteri Perdagangan Komisi Uni Ekonomi Eurasia Andrey Slepnev, Airlangga menegaskan bahwa kesepakatan ini menjadi titik penting dalam memperluas jaringan dagang Indonesia ke kawasan nontradisional.
“Saya berharap proses lanjutan dapat segera diselesaikan agar perjanjian ini bisa ditandatangani secara resmi tahun ini,” kata Airlangga dalam pidatonya.
Akses Pasar 460 Juta Jiwa dan Jalur Ekspor Baru
Perjanjian perdagangan bebas ini membuka akses pasar raksasa yang mencakup lebih dari 460 juta jiwa, baik dari Indonesia maupun negara-negara anggota EAEU. Kesepakatan ini diyakini akan menjadi katalis pertumbuhan perdagangan bilateral, memperlancar jalur logistik, serta mempercepat arus investasi dua arah.
Semenjak perundingan dimulai pada Desember 2022, proses negosiasi berjalan dinamis. Hingga akhirnya, kedua belah pihak berhasil mencapai kesepakatan substantif pada seluruh area negosiasi. Direncanakan, proses finalisasi teknis dan ratifikasi hukum akan segera dilaksanakan guna mempercepat pemberlakuan perjanjian ini.
Komoditas Unggulan RI Siap Ekspansi
FTA ini membuka peluang ekspor yang luas bagi sejumlah komoditas unggulan Indonesia, seperti:
-
Minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya
-
Kopra dan kopi
-
Karet alam
-
Mentega kakao
Dengan terbukanya pasar EAEU, produk-produk Indonesia berpotensi mendapatkan akses bebas bea masuk dan peningkatan permintaan yang signifikan, khususnya dari sektor industri pengolahan makanan, energi terbarukan, dan manufaktur ringan di kawasan Eurasia.
Sebaliknya, Indonesia juga mengharapkan peningkatan impor dari EAEU untuk komoditas strategis seperti gandum, fosfat, batu bara, bahan baku pupuk kimia, dan besi setengah jadi, yang mendukung sektor pertanian dan industri dalam negeri.
Lonjakan Perdagangan dan Investasi
Berdasarkan data Januari-Maret 2025, total perdagangan Indonesia dan EAEU tercatat mencapai US$1,57 miliar, meningkat 84,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini memperlihatkan potensi luar biasa dari hubungan dagang yang lebih terstruktur melalui perjanjian FTA.
Tak hanya perdagangan barang, arus investasi dari negara-negara EAEU juga menunjukkan tren pertumbuhan positif, dengan realisasi mencapai US$273,7 juta pada tahun 2024. Investasi ini tersebar pada sektor:
-
Industri pengolahan
-
Pertambangan dan energi
-
Transportasi dan logistik
-
Pertanian dan teknologi agroindustri
Implementasi FTA ini akan memperkuat posisi Indonesia sebagai hub logistik regional di Asia Tenggara, serta membuka jalur ekspor strategis menuju pasar Eropa Timur dan Asia Tengah.
Dukungan Diplomatik dan Komitmen Politik
Di sisi diplomasi, dukungan kuat datang dari Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang sebelumnya telah menyampaikan kesepakatan bilateral dalam pertemuan kenegaraan di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis (19/6).
“Saya sangat gembira karena RI dan Rusia telah sepakat memperkuat peran kita dalam kerangka EAEU,” ujar Presiden Prabowo dalam pernyataannya.
Pernyataan ini mempertegas komitmen politik tinggi kedua negara untuk mempercepat integrasi ekonomi lintas kawasan.
Menteri EAEU, Andrey Slepnev, pun menyampaikan optimisme tinggi terhadap kelanjutan proses ini. Ia menyebut Komisi Ekonomi Eurasia siap menyelesaikan seluruh persyaratan teknis yang diperlukan untuk penandatanganan resmi perjanjian tahun ini.
Potensi Dampak Ekonomi: Diversifikasi dan Pertumbuhan Ekspor
Berdasarkan hasil Joint Feasibility Study, implementasi FTA Indonesia-EAEU diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia secara signifikan, terutama dari sektor pertanian dan manufaktur berbasis sumber daya.
Diversifikasi pasar menjadi salah satu strategi utama Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi permintaan dari mitra dagang tradisional. Kawasan Eurasia yang mencatat pertumbuhan PDB rata-rata 4,4 persen dianggap sebagai alternatif pasar ekspor yang sangat potensial.
Selain itu, FTA ini memungkinkan peningkatan people-to-people contact, kolaborasi pendidikan, dan pertukaran teknologi antara Indonesia dan negara-negara EAEU, mendukung penguatan ekonomi berbasis inovasi dan sumber daya manusia.
Langkah Strategis Menuju Akses Global
Penandatanganan substantif Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-EAEU menandai tonggak sejarah penting dalam strategi ekonomi Indonesia. Ini bukan hanya soal akses ekspor atau pengurangan tarif, tetapi juga langkah besar menuju integrasi ekonomi lintas kawasan yang inklusif, berkelanjutan, dan strategis.
Dengan jalur perdagangan yang terbuka lebih luas, ekspansi investasi, dan dukungan diplomatik kuat, Indonesia memperkuat posisinya sebagai pemain utama di peta ekonomi global. Implementasi cepat dan efisien dari perjanjian ini akan menjadi kunci sukses untuk membawa manfaat nyata bagi dunia usaha, petani, industri, dan masyarakat secara keseluruhan.
One Comment