Home / Politik / DPR RI Minta Beras di Gudang Bulog Maksimal 6 Bulan agar Kualitas Terjaga

DPR RI Minta Beras di Gudang Bulog Maksimal 6 Bulan agar Kualitas Terjaga

bulog

DPR RI minta beras Bulog maksimal disimpan 6 bulan agar kualitas tetap terjaga. Stok nasional tembus 3,76 juta ton, Bulog siapkan strategi rotasi cepat.

MonetaPost –  Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, melakukan kunjungan kerja ke gudang Perum Bulog di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, pada Selasa (28/10/2025). Dalam kesempatan itu, ia meninjau secara langsung kondisi stok beras nasional yang tersimpan di gudang pemerintah tersebut.

Dalam hasil tinjauan itu, Titiek menegaskan pentingnya pengelolaan stok yang efisien. Ia meminta agar beras Bulog maksimal disimpan 6 bulan saja untuk menjaga kualitasnya tetap baik saat sampai ke tangan masyarakat. Menurutnya, jika penyimpanan dilakukan terlalu lama, mutu beras akan menurun dan berpotensi rusak.

“Jangan menyimpan beras terlalu lama apalagi lebih dari satu tahun. Paling lama, enam bulan sudah harus berputar lagi,” ujar Titiek Soeharto di sela kunjungan.

Ia menekankan bahwa Bulog sebagai BUMN pangan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kualitas bahan pokok nasional, bukan hanya memastikan ketersediaan stok semata.

DPR RI Tekankan Batas Maksimal 6 Bulan

Permintaan agar beras Bulog maksimal disimpan 6 bulan menjadi poin utama dalam kunjungan kerja tersebut. Titiek menjelaskan bahwa rotasi stok harus dilakukan secara disiplin agar beras lama tidak menumpuk di gudang. Hal ini penting karena penyimpanan jangka panjang dapat memengaruhi kadar air, tekstur, dan cita rasa beras.

Selain memberikan kritik, Titiek juga mengapresiasi capaian Bulog yang mencatat stok beras nasional tertinggi sepanjang sejarah, yakni mencapai 3,88 juta ton. Ia menyebutkan bahwa capaian ini merupakan bukti keseriusan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Namun, ia menegaskan bahwa kuantitas tidak boleh mengorbankan kualitas.

“Bukan hanya soal jumlah, tapi kualitas beras di gudang Bulog juga harus jadi prioritas,” tegasnya.

Ia juga mendorong Bulog untuk memperkuat sistem pengawasan kualitas di setiap titik penyimpanan, baik melalui pemeriksaan fisik rutin maupun penerapan teknologi digital dalam manajemen gudang.

Kondisi Stok Beras Nasional Bulog

Berdasarkan data Perum Bulog per 26 Oktober 2025, total stok beras nasional tercatat sebanyak 3,76 juta ton. Adapun komposisi stok tersebut terbagi berdasarkan usia simpan sebagai berikut:

  • Beras usia di atas 12 bulan: 257.148 ton
  • Usia 7–12 bulan: 1,13 juta ton
  • Usia 4–6 bulan: 1,84 juta ton
  • Usia 2–3 bulan: 319.937 ton
  • Usia 0–1 bulan: 204.951 ton

Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar stok sudah memasuki usia di atas empat bulan. Artinya, jika rotasi tidak dilakukan cepat, akan ada risiko penurunan kualitas beras dalam waktu dekat.

Dalam kunjungan tersebut, DPR RI bersama jajaran Bulog juga melakukan pemeriksaan acak terhadap karung beras di gudang Batubulan. Hasilnya, ditemukan 1.200 ton beras impor — salah satunya dari Pakistan — yang masih dalam kondisi baik meskipun sudah disimpan sejak Desember 2024.

Sementara itu, terdapat 150 ton beras lokal yang sebagian mengalami kerusakan dengan tingkat pecah sekitar 25%. Kondisi ini menjadi perhatian karena menunjukkan adanya variasi kualitas yang cukup signifikan antara beras impor dan beras lokal.

Kualitas Beras Impor dan Lokal

Dari hasil pemeriksaan lapangan, beras impor terbukti memiliki ketahanan yang lebih stabil terhadap penyimpanan dibandingkan beras lokal. Beras lokal yang mengalami tingkat pecah tinggi disarankan untuk segera disalurkan dalam bentuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau untuk bantuan sosial (bansos).

Titiek Soeharto menjelaskan bahwa beras lokal yang kualitasnya menurun masih bisa dimanfaatkan jika dicampur (mix) dengan beras yang lebih baik, agar tidak menimbulkan kekecewaan di kalangan masyarakat penerima bantuan.

“Ini bukan dioplos, tapi dicampur supaya masyarakat tidak kecewa,” jelas Titiek.

Pendekatan ini dinilai efisien untuk menghindari pemborosan dan menjaga pasokan tetap stabil tanpa harus membuang stok yang masih layak konsumsi.

Strategi Bulog Rotasi Stok Sebelum Panen 2026

Menanggapi masukan dari DPR RI, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa pihaknya sudah menyiapkan sejumlah strategi agar beras Bulog maksimal disimpan 6 bulan dapat diterapkan secara nasional. Salah satu langkah utama adalah mempercepat penyaluran stok lama sebelum memasuki musim panen raya Maret 2026.

Bulog menargetkan hingga Februari 2026, setidaknya 1–1,5 juta ton beras bisa tersalurkan melalui berbagai program pemerintah. Langkah ini dilakukan agar kapasitas gudang kembali longgar dan siap menampung hasil panen baru.

Strategi percepatan distribusi tersebut meliputi:

  1. Meningkatkan penyaluran beras SPHP ke pasar-pasar tradisional dan modern.
  2. Menambah jalur distribusi melalui kerja sama dengan kementerian/lembaga.
  3. Menyalurkan beras bantuan pangan nasional secara masif di daerah-daerah rawan inflasi pangan.

Rizal menambahkan bahwa Bulog juga terus memperkuat koordinasi dengan Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional untuk memastikan stok dan penyerapan panen dapat berjalan berimbang.

“Kami akan maksimalkan sampai menjelang Februari 2026 harus keluar satu juta ton minimal, bahkan 1,5 juta ton,” ujar Rizal.

Rotasi Cepat Demi Ketahanan Pangan

Kebijakan agar beras Bulog maksimal disimpan 6 bulan merupakan langkah penting untuk menjaga kualitas beras nasional dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Dengan stok besar yang mencapai jutaan ton, rotasi cepat menjadi kunci utama agar beras tidak menurun mutunya dan tetap layak konsumsi.

Koordinasi antara DPR RI, Perum Bulog, dan pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan sistem logistik pangan yang lebih modern, efisien, dan transparan. Rotasi stok enam bulanan bukan hanya menjaga mutu beras, tetapi juga menghindari potensi kerugian negara akibat penurunan nilai barang simpanan.

Dengan langkah cepat dan manajemen stok yang lebih disiplin, diharapkan Bulog mampu menjaga keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan ketersediaan pangan di seluruh Indonesia — demi ketahanan pangan yang benar-benar terjaga.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *